KOMUNIKASI EFEKTIF ORANGTUA dengan REMAJA

Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Pada tahun 2010 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar yaitu sekitar 64 juta atau 27,6% dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa (Sensus Penduduk, 2010). Melihat jumlahnya yang sangat besar, maka remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani, rohani, mental dan spiritual. Faktanya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja.

Masalah yang menonjol dikalangan remaja yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan median usia kawin pertama perempuan relatif masih rendah yaitu 19,8 tahun (SDKI 2007).


Berikut gambaran perilaku remaja, berkaitan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan median usia kawin pertama perempuan:

1. Seksualitas

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah, cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 15-24 tahun yang menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing 1% pada wanita dan 6% pada pria (SKRRI, 2007). Masih
berdasarkan sumber data yang sama, menunjukkan pengalaman berpacaran remaja di Indonesia cenderung semakin berani dan terbuka : 1). Berpegangan tangan, lakilaki 69% dan perempuan 68,3%; 2).Berciuman, laki-laki 41,2% dan perempuan 29,3% dan 3). Meraba/ merangsang, laki-laki 26,5% dan perempuan 9,1%.

Perilaku seksual pranikah dikalangan remaja diperkuat dengan data dari Depkes Tahun 2009 di 4 kota besar (Medan, Jakarta Pusat, Bandung dan Surabaya), menunjukkan bahwa 35,9% remaja mempunyai teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah dan 6,9% responden telah melakukan hubungan seks pranikah.

Berdasarkan penelitian dari Australian National University (ANU) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2010 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi (JATABEK) dengan jumlah sampel 3006 responden (usia <17 – 24 tahun), menunjukkan bahwa 20,9% remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah dan 38.7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah. Dari data tersebut terdapat proporsi yang relatif tinggi pada remaja yang melakukanpernikahan disebabkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan.

2. Napza

Berdasarkan data hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI Tahun 2008) menunjukkan bahwa jumlah penyalahguna narkoba pada tahun 2008 sebanyak 1,99 % atau sekitar 3,3 juta orang, tahun 2010 bertambah menjadi 3,8 juta orang (2,21%), dan tahun 2015 bertambah lagi menjadi 5,1 juta orang (2,8%) dari penduduk Indonesia berumur 10 – 59 tahun.

Selanjutnya data BNN juga menunjukkan bahwa jumlah pengguna Napza sampai dengan tahun 2008 adalah 115.404. Dimana 51.986 dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja (usia 16-24 tahun). Mereka yang pelajar sekolah berjumlah 5.484 dan mahasiswa berjumlah 4.055.

3. HIV dan AIDS

Jumlah kasus baru HIV yang dilaporkan periode Januari – Desember 2011 sebesar 21.031 kasus, sedangkan data kasus AIDS yang dilaporkan periode Januari – Desember 2011 sebesar 4.162 kasus. Data tersebut merupakan fenomena gunung es artinya data tersebut hanya yang dilaporkan saja. Sedangkan untuk kasus HIV dan AIDS secara kumulatif sampai dengan Desember 2011, jumlah
kasus HIV sebesar 76.879 kasus, dan jumlah kasus AIDS sebesar 29.879 kasus. Sedangkan persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 20 – 29 tahun atau sekitar 45.4%. Jika dikaitkan dengan karakteristik AIDS yang gejalanya baru muncul setalah 3 – 10 tahun terinfeksi, maka hal ini semakin membuktikan bahwa sebagian besar dari mereka yang terkena AIDS telah
terinfeksi pada usia yang lebih muda.

Berkaitan dengan berbagai permasalahan remaja di atas, maka dilakukan upaya melalui remaja dan keluarganya. Pendekatan kepada keluarga didasari oleh hasil Survei RPJMN program Kependudukan dan KB Tahun 2011 yang menunjukkan beberapa pola pengasuhan orangtua terhadap tumbuh kembang remaja dari aspek kejiwaan, mental dan spiritual, antara lain: a) orangtua yang menanamkan nilai-nilai moral dan agama kepada anak remajanya (79%), b) orangtua yang menyediakan waktu berkomunikasi efektif dengan anak remajanya (36%), c) orangtua sebagai tempat curahan hati
bagi anak remajanya (33%), d) orangtua sebagai teladan/contoh/panutan bagi anak remajanya (47%).

Masih berdasarkan hasil survey yang sama, yaitu Survei RPJMN Tahun 2011, tentang pengalaman keluarga dalam pengasuhan dan tumbuh kembang remaja dari aspek sosial, menunjukkan bahwa: a) orangtua yang melibatkan remaja dalam pemecahan masalah (15%), b) orangtua yang mengikutsertakan remaja dalam kegiatan sosial (41%), c) orangtua yang mengkursuskan remaja (24%), d) orangtua yang menggali potensi/bakat remaja (23%) dan e) orangtua yang menyekolahkan remaja (83%).

Dari berbagai data menunjukkan bahwa keluarga melalui pola asuh orangtua, telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan karakter remaja, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja, pengawasan orangtua, dan komunikasi orangtua dengan remaja. Melalui komunikasi, orangtua hendaknya menjadi sumber informasi dan pendidik utama tentang kesehatan reproduksi remaja, juga tentang perencanaan kehidupan remaja di masa yang akan datang.

Namun demikian, orangtua sering menghadapi kendala dalam berkomunikasi kepada remajanya, begitupun sebaliknya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan buku bacaan sebagai pegangan bagi pengelola, kader, dan orang tua, serta remaja.

Untuk lebih lengkapnya silahkan download buku (link download)

"KOMUNIKASI EFEKTIF ORANGTUA dengan REMAJA"






Share :

Facebook Twitter Google+

Komentar untuk "KOMUNIKASI EFEKTIF ORANGTUA dengan REMAJA"

Komentar Facebook


Komentar Blogger

Back To Top